Tuesday, September 2, 2014

CARA KERJA ABS

Secara umum ABS terdiri dari; unit kontrol elektronik (ECU), sensor kecepatan roda (wheel speed sensor), dan setidaknya dua katup hidrolik dalam unit hidrolik rem.

ECU ini selalu memantau kecepatan setiap roda; jika ECU mendeteksi sebuah roda berputar secara signifikan lebih lambat dari yang lain, kondisi ini menunjukkan roda akan terkunci/slip pada permukaan jalan, katup hidrolik mengurangi tekanan minyak rem ke roda yang slip/terkunci itu, dengan kata lain tekanan minyak rem dikurangi pada roda itu sehingg roda berputar kembali. 
Demikian juga sebaliknya, jika ECU mendeteksi sebuah roda berputar secara signifikan lebih cepat dari yang lain, maka tekanan minyak rem ditingkatkan untuk roda tersebut, sehingga putaran roda lebih melambat lagi.
Proses itu terus berlangsung secara berulang-ulang akbuatnya pengemudi dapat merasakan getaran pada pedal rem.

ABS dapat menurunkan dan menaikkan tekanan pada roda berlangsung dengan sangat cepat sampai 15 kali per detik.

ECU telah diprogramkan untuk mengetahui perbedaan kecepatan/putaran roda dalam batas toleransi, pengurangan atau penambahan tekanan pengereman hanya diatur sedemikian rupa, jika ECU-ABS mendekati batas perbedaan putaran roda yang kritis, atau sampai roda terkunci/slip pada permukaan jalan.

Yang perlu diketahui oleh pemilik kendaraan adalah jika terjadi kesalahan pada ABS, maka pengereman dapat kembali berfungsi seperti sistem rem biasa (mobil tanpa ABS)

ABS modern saat ini menggunakan tekanan rem individual ke empat roda melalui unit hidrolik, artinya ECU besama dengan unit hidrolik rem dapat mengatur sedemikian rupa tekanan minyak rem secara individual ke 4 roda. ABS 4 chanel individual tersebut merupakan pengembangan dasar yang diterapkan pada Electronic Stability Control/Program (ESC/ESP), dimana ESC/EPS dengan cepat meningkat popularitasnya pada kendaraan modern saat ini. 

ESC atau ESP merupakan evolusi dari konsep ABS, dengan menambah 2 sensor lagi yaitu; Sensor Sudut Belok Kemudi dan Sensor Gyroscopic. 
Cara kerjanya cukup sederhana yaitu ketika Sensor Gyroscopic mendeteksi bahwa arah yang diambil oleh mobil tidak singkron dengan apa yang laporan Sensor Roda Kemudi, maka software dalam Unit Kontrol ESC akan melakukan pengereman pada roda secara individu sesuai kebutuhan, sehingga mobil kembali stabil seperti yang dinginkan oleh pengemudi.
Sensor Sudut Belok Roda Kemudi juga membantu kerja Cornering Brake Control (CBC), karena akan memberitahu ABS memilih roda manakah tekanan minyak remnya dikurangi atau roda yang manakah tekanan minyak remnya harus ditingkatkan.

Perangkat ABS juga dapat digunakan untuk mengimplementasikan Sistem Kontrol Traksi (TCS/Traction Control System) atau Anti-Slip Regulation (ASR) yang berfungsi menstabilkan mobil saat akselerasi pertama kali.
Jika saat akselerasi ban kehilangan traksi dengan permukaan jalan, maka ECU-ABS dapat mendeteksi keadaan itu dan mengambil tindakan yang diperlukan dengan menaikkan tekanan minyak rem pada roda tersebut sampai roda bertraksi lagi dengan permukaan jalan.

Produsen sering menawarkan TC ini sebagai pilihan terpisah dari ABS, meskipun sebagian besar perangkat TC juga digunakan secara bersama dengan ABS, tentu saja ABS/TC lebih canggih karena ABS/TC juga dapat mengontrol/mengurangi daya/putaran mesin jika tidak terjadi traksi antara roda dengan permukaan jalan) Baca juga artikel Electronic Stability Control/Program pada kolom Discussion yang lain)

No comments:

Post a Comment